Pantulan Warna Zona 1 Komunikasi Produktif

Alhamdullah, petualangan di zona satu pantai bentang petualang sudah usai. Rasanya nano nano ya. Teori yang diampaikan tidak ada yang bisa dibantah. Dulu saya tipe nge gas kalau bicara dengan anak, enggak sabaran apalagi saat badan sedang capek. Sekarang sih masih juga hehe.. tapi intensitasnya rada berkurang. Teori itu tak semudah yang terucap, apalagi bagi kaum hawa, kaum yg termoody di planet raya.
Alhamdulillah, hari demi hari lebih menghargai komunikasi dengan anak. Dan suami.

Satu hal yang belum teratasi yakni ego yang tinggi ketika mood sedang di titik nadzir.

Aduh. Ya emang mungkin itu trimester sekali aja.. tapi, sudah diingatkan keberhasilan komunikasi itu tergantung kita sendiri, mau atau tidak. Tapi kok gak manjur, saya saat itu lebih memilih untuk menunda rasa “mau”. Kayaknya butuh ME time banget ya.. “Ayah aku butuh sandaran“, hihi kayaknya itu yang harus dilatih untuk dikomunikasikan.

Hal yang sangat terasa dalam kegiatan di Bunda Sayang ini adalah mendapatkan supporting sistem yang bagus. Meyakinkan diri, bahwa pekerjaan sebagai ibu perlu profesionalisme. Membangun madrasah utama bagi anak diperlukan perjuangan yang insyaAllah tidak akan sia-sia. Saya terinspirasi dari kegiatan jurnal, yg merefleksikan dan merencanakan agenda ke depan. Mengubah wacana menjadi realita, teori menjadi praktik dengan prinsip menjadi “semakin baik”. Bukankah kebaikan ilmu itu laksana buah ranum yang manis rasanya, dan kebaikan ilmu itu laksana tata laku.. perilaku.. adab yg terlaksana di kehidupan sehari-hari hasil menanam ilmu yg tak hanya sekedar goresan tinta atau jaman sekadar hanya sekedar jentikan jari.

Makasih bunda sayang, disini saya belajar untuk menjadi lebih baik dan bercita untuk menjadi lebih profesional mulai dari hal yang kecil, diri sendiri, dan sekarang. Bismillah.. insyaAllah lahaula walaquwwata illabillah.

Aza sama Papa dulu ya . . .

Alhamdulillah Mama dan Aza sangat dengat sekali, kadang kami punya intuisi yang sama. Saat Mama kepikiran bakso tahu tuna, eh tiba-tiba Aza bilang “Ma, aku pengen tahu tuna”. Masya Allah ya, padahal itu cuma dipikiran Mama. Tak jarang hal itu terjadi di lain waktu, tak ada angin tak ada hujan, pikirannya sama aja.

Kedekatan itu sungguh amat Mama syukuri karena instilling value nya lebih mudah kalo orangtua dekat sama anaknya. Nah masalahnya, Aza ngintil banget Mama. “Mama pipis, Mama jalan-jalan, Mama suapin, Mama… mama… “, hihi sampe mama bingung mau ngerjain kerjaan yang sifatnya private kecuali nunggu Aza tidur, main sama Bapaknya, ato dikasih gadget. Sedih banget ya, ngeres gitu kalo Aza ditemenin Gadget. Sampe Bapaknya pernah bilang “Apa gunanya MAMA?”, hiks menohok banget.

Nah pagi ini Mama mau ngetik tugas Mama yang masih gentayangan belum divisualisasikan lewat tulisan, tiba-tiba Aza datang “Aku mau sama Mama”, sambil minta dipangku di depan laptop. Nah loh, syusah nih ngetik sambil mangku anak yang gerak-gerak mulu. “Aza sama Bapak dulu ya”, pinta Mama ke Aza. “Aku maunya sama Mama, ” tolak Aza sambil memandang mata Mama. “Eh Za, manjat pohon gih sama Papa, Papa punya jurus baru lho”, hihi Mama melontarkan alternatif kegiatan sambil mengkode Bapak.

“Apa? oke aku sama Bapak”, jawab Aza.

“Pak, Mama minta waktu bentar ya, Bapak sama Aza dulu bentar aja”, pinta Mama memelas.

“Iya deh”, jawab Bapak sambil menyindir Mama “Eh, ternyata Mama lagi ba nyak kerjaan”. Heu gapapa lah dibilang gitu, Mama lagi merasa bersalah juga nih, menerima job namun gak maksimal dalam menunaikan tanggungjawabnya. Heu… maaf ya… takut ditanya malaikat terkait pertanggungjawaban kerjaan Mama yang rada terbengkalai.

Tantangan hari ini

Anak yang belum bisa mandiri, lengket kayak perangko sama Mamanya

Poin komunikasi produktif

intonasi, gesture, kerjasama dengan pasangan

Rencana esok hari

lebih melatih kemandirian anak biar lebih bisa free and independent play

Bintang hari ini 3

Mama ngambek, Aza gimana ya . . .

Aza termasuk anak kinestetik, pengennya gerak terus. Loncat sana loncat sini, lari cepat lambat, dan keahlian turunan yang suka diajarin Bapaknya nih, gulat.

Ampun deh kalo udah gulat sama Bapaknya, Mama harus segera menyingkir takut kena kekerasan.

Kemarin, Aza jingkrak-jingkrak dan tiba-tiba datang menghampiri Mama yang lagi ngetik kerjaan di depan laptop. “Mama”, Aza berujar sambil mendekati Mama, sontak mama kaget dan langung saja Aza sengaja atau tidak (Mama gak tau) mengepalkan tangannya dan memberi jotosan ke pinggang Mama yang hampir mendekati perut Mama yang kondisinya diperkirakan hamil. “Astagfirullah, Aza, Mama sakit.. nanti kalau kena perut Mama gimana”. Pandangan Mama tepat menuju ke mata Aza, Mama kemudian menelungkupkan tangan sambil pura-pura nangis. Entah kenapa Mama spontan aja pengen akting nangis, dan kepikiran kemudian memang Aza perlu dikasih peringatan yang agak keras dan membekas di ingatan agar tidak semena mena untuk melatih jurus gulatnya.

Aza kemudian terdiam, dan lanjut main sama Bapaknya. Mama jadi heran, kok enggak merasa bersalah saat Mama kelihatan sedih dan ngambek gini.

Beberapa saat kemudian Aza menghampiri Mama, “Ma”, ucap Aza lirih sambil mengelus pinggang Mama yang tadi kena pukulan. Mama meneruskan akting ngambeknya, sambil menunggu ucapan maaf. Lama Mama gak merespon, Aza kemudian pergi main lagi sama Bapaknya.

“Aza udah minta maaf belum sama Mama”, tanya Bapak menyadarkan sikap yang perlu dilakukan Aza. “Belum”, jawab Aza singkat. “Minta maaf dulu sama Mama”, perintah Papa yang to the point. “Gak mau ah”, tolak Aza.

Mama masih akting ngambek, tidak mau bicara pada Aza. Aza masih asik main sama Bapaknya, namun di kala itu dia kadang melirik-lirik Mama pengen minta maaf tapi kayaknya egonya masih tinggi.

Tak berapa lama, Mama capek akting ngambek kemudian mendekati Aza dan memeluknya “Maafin Mama ya Za, besok kalo mukul-mukul jangan ke orang, kasihan sakit. Mukulnya ke guling apa bantal. Mama kan gak suka kekerasan, apalagi kemarin hampir kena perut, kasihan kalo sakit”.

Aza memandang mama kemudian menjulurkan lengannya untuk memeluk Mama erat, “maafin Aza juga ya Ma”. Lalu Azapun mengajak tidur Mama sambil minta dikelonin. Aduh, anak Mama udah besar, masih minta kelonan. hehehe

Tantanganku hari ini

Ego anak tinggi, malu untuk minta maaf terlebih dulu

Komunikasi produktif

memahami komunikan, intonasi, gestur

Rencana esok hari

mengajarkan percaya diri untuk minta maaf lebih dulu,

Bintang hari ini 3

Sabar, nanti juga dapet

Hari ini Aza dapat jajan dari penjual gorengan, pisang goreng 2 dan tempe goreng 2. Jajannya dibungkus plastik dan dibawa saat sarapan bersama ayah. Melihat gorengan, ayah langsung suumringah mengingat sarapan pagi itu non kolesterol ya, semua godokan. Ayah kemuddian berujar pada Aza “Za, minta dong gorengan satu aja” sambil menunjukkan jari telunjuknya ke Aza seraya bilang “Please give me one, one only please”

Aza langsung menjawab “Enggak boleh, ini semua punyaku”.

Mama masuk ke percakapan “Kan itu banyak ZA, kasih aja satu. Coba dihitung, pisangnya dua tempe 2”.

“Enggak boleh”, tegas Aza ke Ayah dan Mamanya.

Mama ingat pelajaran kemarin, bahwa ego anak masih tinggi. Pinginnya dihormati. Tidak perlu dipaksa.

Mama dan Ayah melupakan sejenak hal itu, dan fokus pada bening jagung kelornya.

Tiba-tiba “Nih yah, aku gak mau” sambil memberikan plastik gorengannya.

“Nah kan, tu yah akhirnya Aza gak habis juga”.

Emang perlu sabar kalau menghadapi yang kayak gini.. hehe

Tantangan hari ini

Ego anak masih tinggi

Rencana esok hari

masih harus menghargai hak anak dan terus mengajarkan berbagi

Poin komunikasi produktif

sabar, pendengar yang baik

Bintang hari ini

3

An Uninterrupted Boy

Usia tiga tahun adalah usia dimana anak mempunyai ego yang sangat tinggi. Mama dan Papa seringkali jadi “Mr dan Mrs.YES”, semua perkataan harus disetujui dan pembicaraannya tidak boleh diinterupsi.

Kadang saat Mama dan Papa mengobrol serius misal “Ada tiga (3) tagihan yah bulan ini, kemarin juga ada satu jadinya 4”, jelas Mama sambil memangku Aza di kursi depan mobil.

Tiba-tiba Aza nyeletuk “Bukan empat, tapi lima, ada lima kok”, celetuk Aza yang sok tau tentang penambahan.

Ayah tiba-tiba masuk arena obrolan “tiga ditambah satu sama dengan empat”

Aza langsung memandang ayah dengan mata ngotot ” enggak lima, masak tiga tambah satu empat”

“Iya deh, iya”…Mama menenangkan Aza sambil mengiyakan Aza.

Dalam fase ini, anak perlu lebih dipahami. Bukan hasil pemikirannya yang dinilai karena memang level kognitifnya belum sampai ke tingkat numeral penambahan tersebut. Hal yang perlu diapresiasi adalah usahanya untuk mengutarakan pendapat. Ketika proses denial pun, dia juga belajar mengatur emosinya. Memang untuk hal yang primer, ada kalanya anak perlu dipahamkan. Tapi, bagi saya, untuk saat ini jadi orangtua gak perlu ngotot-otot amat lah, bukannya sesuatu yang baik perlu proses untuk mendapatkannya. Mengajari proses dan rasa nerimo itu gak instan, butuh pengalaman dan kepahitan. Tunggu waktunya ya nak, dunia tidak semanis es krim atau permen. Kadang, dunia bisa sepahit perasan ulekan daun kelor atau semasam jeruk nipis. Tunggu saja, kita cicipi bersama-sama. Mama dan Papa disini, buat nemenin Aza.

Tantanganku hari ini

Anak ngotot terhadap pendapatnya

Poin komunikasi produktif

mengaur emosi dan menjadi pendengar yang baik

Rencana esok hari

pilah pilih yes dan no

Bintangku hari ini

3

Berkata dan berdendang

Temuanku hari ini

Mas Aza alhamdulillah makin besar makin pintar, sekarang dia suka menyanyi. Melantunkan nada yang sudah berirama dengan kreasi kosakatanya sendiri. Kadang sambil ngafalin nama robot, nama ikan, nama superhero dan lainnya.

Nah kali ini Bunda dan Aza berkomunikasi lewat lagu dengan irama Abang tukang bakso

Mom : “Aza..aza, lihatlah disana ada laba-laba”

Aza : “Mana mana Mama, mana laba-laba, aku mau lihat”

Mom : “Itu tu disitu, di atas pohon, lihat sekitarmu”

Aza : “Oh itu laba-laba, diatas pohon sedang disarangnya”

Kira-kira macam itu lah lirik tadi sore, sekalian berkreasi kata dan imajinasi. Happy communication and happy learning ya Bunda and Ananda semua….

Tantangan hari ini

Alhamdulillah baik, makin banyak aktivitas sama bunda makin lengket aja ya Ananda, jadi sulit bergerak Bundanya.. hehehe

Poin komunikasi hari ini

fokus, intonasi yang baik, gesture yang tepat

Rencana esok hari

komunikasi berirama ini mampu membangun mood anak dan ibunya, jadi bisa dikembangkan dan dilatih. Semoga bisa lah ya..

Bintangku hari ini

4 (empat)

#harike-11

#tantangan15hari #zona1komprod

#pantaibentangpetualang

#institutibuprofesional

#peetualangbahagia

PeDeKaTe saat Main

Hari ini Aza bangun jam 6 pagi, kemudian Aza mengajak Mama untuk jalan-jalan.

“Yuk ma, jalan-jalan”

“Kemana yaa…”

“Ayo kita panjat pohon..”

“Ayo”

kemudian Aza dan Mama menuju pohon besar depan PAUD yang bisa dijangkau anak-anak.

“Hati-hati ya Nak”, pinta Mama.

“Iya, aku bisa kok Ma”.

Setelah berapa lama Aza bereksplorasi dengan pohonnya dan meminta pindah main ke mainan PAUD. Sambil bermain, Mama mulai self talk “Mama kalo nungguin gini harus ada kegiatan produktif, apa ya“. Kemudian mama melontarkan tawaran ke Aza. “Aza,sambil ngaji ya sayang “.

Iya deh Ma, tapi aku ndengerin aja ya“, jawab Aza sambil menggelayutkan badannya di mainan PAUD.

“Iya deh”. Kemudian, Mama membaca Alfatihah.

Azapun yang mendengarkan terkadang juga mengikuti, walaupun sambil bermain.

Semoga bisa produktif ketika bermain. Pendekatan saat main yang penting Mama PD dan mau ngalah dulu, pada akhirnya anak juga mengikuti.

Semoga ya..

Tantangan hari ini

Learning while playing, fokus pada hal yang produktif

Rencanaku esok hari

Mama harus lebih PD dan konsisten, InsyaAllah anak mengikuti

Komunikasi produktif

Berikan penawaran, dan utamakan mendengarkan opini anak, jangan memaksakan kehendak

Bintangku hari ini 3

Pemantau Kata

Aza adalah anak usia 3 tahunan yang saat ini sering memainkan kosakata. Dilatih hafalan Al-Quran, tiba-tiba disaat tertentu berceloteh sendiri, niatnya hafalan namun malah campur baur kosakatanya.

Kemampuan memainkan kosakata memang menunjukkan kreativitas anak, namun perlu juga didampingi dan terus diluruskan.

Hari ini, Aza menonton acara Sponge Bob, ada kata-kata yang menurut saya tidak sopan sehingga saya minta dia stop nonton acara itu, dan beralih untuk melakukan aktivitas lainnya.

“Aza, sudah dulu ya nonton sponeg bob nya. Tadi ada kata yang tidak pantas untuk diucapkan, Mama gak suka.”

“Bagus kok Ma, acaranya.”

“Iya, tapi Mama gak suka ngomongnya nanti kalo kata itu dipake temen Aza juga gak pada suka. Udah matikan sekarang”

“Iya deh.”

Lalu dia pun mematikan Gadgetnya.

Sebagai orang tua memang sangat perlu mendampingi anak dalam berkomunikasi, bukan hanya menentukan inputnya namun juga mengawasi penggunaannya supaya bisa digunakan dengan tepat sesuai literalnya dan konteks penggunaannya.

Tantanganku hari ini

Kreativitas anak yang perlu diarahkan, suka bereksperimen dengan kata

Poin komunikasi produktif

Pilihan kata yang tepat, tegas dalam berkata, to the point

Rencanaku esok hari

tetap berusaha mendampingi anak dalam berkomunikasi

bintangku hari ini

3

#harike-9

#tantangan15hari #zona1komprod

#pantaibentangpetualang

#institutibuprofesional

#peetualangbahagia

Hindari perintah, berikan pilihan

Hal yang kutemukan hari ini

Pagi ini, keluarga kami menerima kabar duka dari kerabat dekat. Sontak, kami kaget dan bersiap untuk pergi melayat. Aza yang ketika itu masih tertidur kemudian bangun. Seperti biasa, dia masih ingin bobok-bobokan.

“Alhamdulillah Aza sudah bangun, yuk bangun yuk”, sapa Mama sambil mengajaknya bangun

“Aku masih mau bobok bobokan” jawab Aza.

“Kita mau pergi melayat lho, harus cepat jadi Aza habis ini mandi ya. Papa Mama sudah mandi semua”

“Ah, gak mau”, tolak Aza dengan tegas.

“Nanti kalau melayat, ketemu sama sodara, ketemu Mas Omar”, Mama menjelaskan sambil mengingatkan saudara sekaligus teman Aza yang sudah lama sekali tidak ketemu.

“Hah, Mas Omar?”, tanya Aza antusias.

“Iya”

“Tapi aku masih mau bobok, bobokan”.

“Yaudah, mau makan atau mandi dulu?”, tanya Mama sambil memberikan pilihan berharap Aza bisa mengefisienkan waktu dan melakukan salah satu kegiatan supaya efektif.

“Yaudah, aku makan dulu”, jawab Aza memilih salah satu aktivitas pagi harinya.

Alhamdulillah ya… waktunya jadi produktif deh 🙂

Rencanaku esok hari

tetap membiasakan pilihan daripada perintah di saat yang tepat.

Poin Komunikasi Produktif

Berikan pilihan bukan perintah

Tantanganku hari ini

Anak yang masih moody apalagi baru bangun tidur

Bintangku hari ini

3

Participative Communication

Temuanku hari ini

Ketika anak berumur 3 tahun 5 bulan, ego ke “AKU” annya sangat tinggi. Semua ingin dilakukan sendiri dan selalu ingin berpartisipasi membantu orang dewasa karena menurutnya dia bisa. Nah, malam itu Mama ingin mengganti sprei ang sudah kotor. Tiba-tiba anak lanang melarang “Ndak Boleh, spreinya gak boleh diganti”. Anak lanang ngotot gak mau ganti sprei karena merasa suka dengan spreinya. “Spreinya sudah kotor sayang, tuh tadi diompolin Mas Aza, bau’, jelas mama membujuk Aza. “Gak boleh”, kata Aza singkat. “Kalo gitu, Mas Aza bantuin Mama ya, yuk kita ganti spreinya sama-sama. Aza ambilin sprei yang bersih ya”, pinta Mama pada Aza. “Mana-mana spreinya?”, Aza bertanya sambil melihat sekitarnya, karena spreinya warna putih agak tidak sedikit kelihatan tertumpuk bantal-bantal. “Itu sayang, tadi yang Aza injek”. sambil menunjuk ke arah sprei. “Ini?”, mengacungkan spreinya. “Yak betul. Aza pegang yang ujung situ, Mama yang ujung sini. Ya”, pinta mama. “Ya”, sambil naik ke atas kasur sembari mencari ujung kasur untuk dipasang sprei”.

Setelah pekerjaan selesai, mama tak lupa mengucapkan terimakasih ke Aza.

“Makasih sayang udah bantu Mama”, puji Mama sama Aza.

“ya.”, jawab Aza sambil mencium kening Bunda.

Alhamdulillah, komunikasi partisipastif di saat ego anak tinggi itu memang dibutuhkan. Mereka harus kita anggap sebagai orang yang mampu. Disaat itulah mereka merasa dihargai dan puas dengan pekerjaannya. AKU BISA LHO MA, nah itu dia yang patut diapresiasi. Walaupun kerjaannya enggak sempurna, namanya juga masih anak kecil, namun itu tanda dia mau leveling-up.

Semoga bisa ya.. Amiin.

Tantanganku hari ini

Anak dengan ego yang tinggi, perlu lebih banyak dimengerti

Komunikasi produktif

Persuasive dan participative vocabulary, penghargaan ke anak dengan bahasa sayang

Rencana esok hari

Lebih mengerti anak, mengalahkan ego pribadi demi pembelajaran anak. Melibatkan anak dan mendampinginya.

Bintangku hari ini 4


#harike-7

#tantangan15hari #zona1komprod

#pantaibentangpetualang

#institutibuprofesional

#peetualangbahagia