Misi 5 . Karakter moral ibu profesional

Bismillahirrohmanirrohim

Misi ke lima kali ini memberi kesempatan pada saya untuk bermuhasabah diri. Melihat kembali perjalanan hidup yang sudah kepala tiga ini. Pastinya ada tantangan yang dihadapi, entah sukses atau tidak namun pastinya saya berproses. Karena tolak ukur kesuksesan hanya Allah yang tahu. Manusia senantiasa beristigfar, jikalau dalam melalui pahit manis perjuangan tidak sesuai dengan kehendakNya.

Memodifikasi quote dari ustadz Hilman, “selalu merasa salahlah kamu, maka kamu sebenarnya adalah orang yang sholeh. Tak perlu merasa sholeh, hal yang terpenting adalah selalu memperbaiki diri”. Begitulah hidup, mengalir namun perlu kita kendalikan airnya supaya tetap selalu jernih dan membawa manfaat.

Dalam hidup ini tentu banyak tantangan salah satunya yakni “berilmu amaliyah dan beramal ilmiah“. Ungkapan tersebut merujuk pada situasi dimana seringkali saya memperoleh ilmu namun jarang saya terapkan, dan banyak amal terutama ibadah saya yang masih kurang ilmu sehingga kurang maksimal mempraktikkannya.

Singkat cerita, saat saya berprofesi sebagai pengajar seringkali membagikan ilmu yang sangat indah substansinya seperti cara berkomunikasi yang baik, kerjasama antar tim, manajemen waktu, dan materi self empowerment lainnya namun, terbersit dalam diri apakah pantas bagi saya untuk membagikan materi perkuliahan tersebut padahal saya belum melaksanakan dengan maksimal.

Keadaan ini dikuatkan dengan nasihat dalam Al Quran

Allah SWT berfirman:

كَبُرَ مَقْتًا عِنْدَ اللّٰهِ اَنْ تَقُوْلُوْا مَا لَا تَفْعَلُوْنَ
kaburo maqtan ‘indallohi an taquuluu maa laa taf’aluun

“(Itu) sangatlah dibenci di sisi Allah jika kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.”
(QS. As-Saff 61: Ayat 3)

(dikutip dari https://atifadhilah.wordpress.com/2017/12/23/kaburo-maqtan/)

Rasa takut dan khawatir selalu menyergap saya.

Kehadiran matrikulasi iip memperkuat saya, slogan knowing-being-sharing menjadi penguat. Core value dalam Ibu Profesional Belajar-berkembang-berkarya-berbagi-berdampak sangat cocok untuk mengarahkan tindakan saya.

Kini saya sangat berhati-hati dalam menyampaikan informasi. Silent is golden, apalagi jika saya belum paham dan mempraktikkannya. Lebih baik bagi saya untuk lebih memantapkan amal dengan ilmu karena knowledge is power.

Perubahan dari diri sendiri lebih utama. Bersikap hati-hati dalam mengarungi hidup, karena target kita bersama adalah masuk surga. Dan setiap perkara akan dimintai pertanggungjawabannya.

Memang tidak ada manusia yang sempurna, namun teringat nasehat dari Ustadz Syatori yang menyadur kalam Illahi QS. Ali Imran 102 “… bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya”. Dapat juga diartikan ber-amal-lah, belajarlah, bertindaklah dengan kesungguhan hati Lillahitaala. Kesungguhan hati disini dapat diartikan dengan usaha yang optimal. Perbaikan diri juga begitu, lakukan secara optimal. Hanya Allah yang tahu amalan mana yang mengantarkan kita ke surga. Tak perlu memikirkan tingginya bintang di langit, karena tak akan pernah bisa kita mencapainya, lihatlah permukaan bumi tempat kita berpijak, kerjakan yang kamu bisa dengan sungguh-seungguh. InsyaAllah akan menuju kebaikan. Aamiin.

Astagfirullahaladzim. Wallahu alam bisshowab.

Misi Penyelaman, Memahami Core Value 1: Belajar

Alhamdulillah masih diberi kesempatan menyelam bersama mahasiswi matrikulasi dan widyaiswara Institut Ibu Profesional. Kali ini saya mendapat ilmu dari beberapa WI seperti Mbak Ratna Palupi dan Mbak Siwi Aryani dan mendalami materi di group whatsapp dengan Mbak Siwi.

Misi kali ini bertujuan untuk memahami salah satu core value IIP yakni belajar. Aktivitas ini didasari oleh rasa ingin tahu dan berkaitan erat dengan perubahan diri yang lebih baik.

Untuk apa sebenarnya kita sebagai seorang ibu dan istri butuh untuk belajar??? Tentu saja untuk memantaskan diri sebagai ibu dan istri yang hebat. Tujuan belajar ini menjadi bekal penting, karena dari tujuan inilah kita bisa menentukan indikator keberhasilan proses belajar kita, yaitu adanya perubahan sikap dan tindakan serta adanya hasil karya yang dihasilkan (resume dari Mbak Arin).

Kata yang perlu ditekankan adalah IBU, bukan super ibu. Oleh karena itu, pelajarilah apa yang dibutuhkan karena tiap keluarga mempunyai ciri khas yang berbeda. Sejak awal kenali kelebihan dan kekurangan diri sehingga nanti mengerti kebutuhan belajar diri sendiri. Ingat, tak perlu tengok kanan dan Kiri. Kadang, rumput kita yang merah tak kalah bagus dengan rumput tetangga yang Hijau (Mbak Siwi). Ilmu disana memang sangat beragam, namun lebih baiknya cukupkan diri dalam periode ini untuk fokus mengambil satu ilmu. Istilah dari Bunda Ratna one beat at a time. Berani katakan menarik tapi tidak tertarik. FOKUS.

Tantangan lainnya adalah konsistensi yang naik turun oleh karena itu berpegang eratlah pada supporting system yang tepat yakni keluarga dan komunitas.

Nah pada periode kali ini (sekitar satu semester) saya ingin sekali fokus untuk belajar bersama dengan keluarga tentang proses menghafal Al Quran dengan metode tabarrak. Metode ini sudah saya pelajari di suatu workshop namun belum sempat aplikasikan.

Terimakasih IIP, matrikulasi kali ini tidak sekedar setor tugas namun membantu memfokuskan diri agar hasil yang didapat nyata dan maksimal.

This image has an empty alt attribute; its file name is add-a-little-bit-of-body-text-1.jpg

Note :

Resume singkat live streaming FB dengan Mbak Rimrim Thea,

Penyelaman Core Value IIP pertama: BELAJAR

Belajar sepanjang hayat. Kapan berhenti? Sampai bergelar almarhumah.

Belajar tidak sekedar buku dpan pulpen, dari semua orang yang kita temui kita bisa belajar.

Belajar bisa juga mengajar, jika seseorang mengajar maka orang itu sebenarnya sedang meremediasi ilmunya dan mendapatkan insight baru sehingga makin baik dan saling melengkapi

Belajar itu yang terpenting adalah berkembang menuju perubahan yang lebih baik, sehingga mendapatkan hasil karya yang lebih baik kemudian bisa berbagi dari pengalaman yang didapatsehingga bisa berdampak bagi lainnya.

Pelajarilah ilmu yang sesuai dengan kebutuhan kita.

Fokus dapat membantu untuk efisiensi dan efektivitas waktu. Hitunglah kecukupan waktu, energi dan pikiran sehingga hasil belajar dapat lebih bermanfaat dan dapat dipraktekkan setiap hari.

Pilihlah guru sesuai HATI dan sesuai dengan framework besar masing-masing misal Islam sesuai dengan Al Quran dan Sunnah, dsb.

Jangan putus asa jika hasil belajar belum memuaskan, jika betul betul butuh maka tetaplah belajar. Kata “Aku belum ngerti”, “Aku mau belajar lagi” . .. berarti kita telah belajar. Maka jangan menyerah.

Aliran Rasa 1 Matrikulasi Batch 8 IIP 2020

Sebenarnya ini refleksi kegiatan yang sudah dilaksanakan kemarin.

Seru, mengasah rasa, pikir, dan kreatifitas.

Melihat teman-teman yang semangat ikut semangat juga apalagi mengeksplor hal yang baru.

Ini contohnya.

Rada minus kayaknya nilainya. Gapapa ya. Saling belajar. Ni nunggu diajarin juga sama teman-teman pembelajar yang lain.

Yang penting semangat, tetap original, beradab, dan terus berkembang.

terimakasih

Wassalamualaikum Wr Wb

Misi 3. Aksi Membumikan Code of Conduct (COC) IIP

Inilah Aksi yang saya lakukan untuk membumikan COC.

Aksi 1

Memiliki Adab yang baik

Saya setuju dengan jawaban dari widyaiswara IP @Yesi Dwifitria, Adab dulu sebelum ilmu. Ilmu adalah cahaya yang dapat menerangi sekitar. Dengan adab yang baik, InsyaAllah akan meraih keberkahan ilmu. Niat belajar yang baik, taat prosedur yang telah ditetapkan dan menghindari konsekuensi yang diberikan merupakan beberapa adab yang dapat dilakukan. Saling menghormati dan tidak menunggangi komunitas dengan kepentingan pribadi menjadi sangat penting agar apa yang kita pelajari dapat bermanfaat dan berkah dunia akhirat.

Aksi 2

Aktif dan bertanggungjawab

Belajar di kelas online menjadi tantangan tersendiri karena kita tidak secara langsung bertemu dengan pengajar dan pembelajar lainnya. Namun, hal ini tidak membatasi seseorang untuk meningkatkan kapasitas diri karena kelas adalah sebuah media belajar dan meraih ilmu. Ilmu bagaikan mutiara, maka proaktiflah untuk mendapatkannnya dan bergegas tanpa menyia-nyiakan waktu. Anggap kelas online seperti kelas offline dan jadilah mahasiswa nomor satu.

Aksi 3

Publikasi bermartabat dan bertanggungjawab

Poin ini sangat penting karena kita menghargai karya orang lain dan memperjelas sanad keilmuan sehingga kita dapat menelusuri dengan jelas sumber ilmu. Penting membaca kemudian memahami ilmu yang kita terima. Setelah paham kita perlu mempraktekkan nya. Pada tahap akhir kita dapat menyampaikan ilmu tersebut sesuai pemahaman kita ditambah review berdasarkan pengalaman kita.

Masya Allah IIP mengajarkan banyak hal terutama tentang adab dan manfaatnya. Semoga ilmu dari IIP berkah. Aamiin

Aksi tersebut benar karena sesuai dengan poin perilaku bermartabat mahasiswa IIP halaman 17.

Aksi tersebut bermanfaat karena akan membawa perubahan positif pada diri yakni meningkatkan nilai diri ke taraf mulia bermartabat yang pada akhirnya akan membawa dampak positif bagi yang lainnya. Intinya, ketika kita menjadi baik dengan tulus, ikhlas, kerja keras, dan disiplin tinggi maka lingkungan pun akan mendapatkan efek positifnya. Semoga yaa.

Misi 2. Membuka Kerang Istimewa

Dalam pelayaran di IIP kali ini, misinya adalah membuka kerang istimewa. Bagi anggota yang menyimak cerita di matrikulasi, seru sekali ceritanya. Situasi tersebut cocok sekali dengan kehidupan emak-emak sehari-hari.

Dalam berkomunitas, tentu saja ada prinsip yang perlu dimengerti agar kita dapat berkomunikasi dan menjalin situasi yang harmonis.

Berikut ini ringkasannya yang ditulis dalam misi 2.

  1. Kritik

Mengkritik itu boleh, asal yang konstruktif berupa solusi yang dapat dilaksanakan oleh penerima kritik. Banyak orang asal bicara saja tanpa ilmu yang memadai alhasil hanya membuat kericuhan saja. Kritik yang konstruktif menjadi masukan dan sebagai bahan pencerahan. Orang yang menerima kritik pun juga harus legowo. Manusia tidak sempurna, sudah seharusnya kita saling melengkapi.

2. Ghibah dan Fitnah

Mulut memang salah satu indra yang sangat rawan berbuat dosa, apalagi bagi seorang wanita. Nah, kita perlu sangat hati-hati dalam dua hal ini yakni menghibah yakni menggosipkan orang lain yang jika ia mendengarnya bisa membuat sakit hati. Serta fitnah yang maknanya sama dengan kebohongan. Hati-hati ya semuanyaa… apabila tak perlu bicara, lebih baik diam dan jauhi komunitas yang suka membicarakan keburukan orang lain.

3. Khilafiyah

Bisa dikatakan sebagai perbedaan pendapat. Tak apa lah, kita hidup saling menghormati dan menyayangi. Setiap keluarga mempunyai ciri khas masing-masing, kita perlu memahami agar kita dapat mencapai visi komunitas dengan baik.

4. Kepentingan

Anggota komunitas perlu memahami bahwa tiap orang punya kepentingan berbeda. Jangan sampai karena mementingkan kepentingan individu, kekompakan komunitas jadi retak. Kita perlu menghargai hak dan kewajiban orang lain.

5. Sarat (Suku, Agama, Ras, dan Tubuh)

Banyak terjadi saat ini kasus bullying atau body shaming atau perilaku yang mempermalukan orang lain. Kita perlu menyadari bahwa kita adalah makhluk ciptaan Allah. Kita perlu mensyukuri apa yang kita miliki dan menghormati yang orang lain punyai.

Semua prinsip tersebut perlu diaplikasikan dengan baik di dalam komunitas. Agar bahtera terus melaju mencapai tujuan yang baik.

#navigasidanberaksi

#matrikulasibatch8

#institutibuprofesional

#belajardarirumah